Peraktikum
Biologi
KADAR GLUKOSA DALAM URIN
Oleh kelompok
GPM ( Gerakan Pelajar
Muda)
1.
Mandala Yodi
2.
Yoza Aminullah
3.
Meldi Harisman
4.
M. Ikhsan Fahwas
5.
M. Irsyat Firdaus
6.
Maura Miranti
Guru Pembimbing :
Marjuita S,pd
(.............................................)
SMA NEGERI 1 SIMEULUE
TIMUR
KAB. SIMEULUE
I.
Tujuan
Untuk memeriksa adanya kandungan
glukosa dalam sampel urine (mendiagnosis ada atau tidaknya glukosa di dalam urine
)
II.
Kompetensi
Dasar
Ini merupakan tes atau pemeriksaan
pada sampel urine untuk mengetahui ada/tidaknya glukosa yang terkandung di
dalamnya. Pemeriksaan ini termasuk pemeriksaan penyaring dalam urinalisis. Pemeriksaan glukosa pada urine ini menggunakan tes reduksi. Hal ini dilakukan
dengan memanfaatkan sifat glukosa yang mudah mereduksi zat lain. Untuk
menyatakan adanya reduksi, zat yang paling sering digunakan adalah zat yang
mengandung garam cupri dan reagen terbaik yang mengandung garam cupri adalah
larutan Benedict.
Prinsip dari tes Benedict = glukosa dalam urine akan mereduksi kuprisulfat
(dalam benedict) menjadi kuprosulfat yang terlihat dengan perubahan warna dari
larutan Benedict tersebut. Jadi, bila urine mengandung glukosa, maka akan
terjadi reaksi perubahan warna seperti yang dijelaskan di atas. Namun, bila
tidak terdapat glukosa, maka reaksi tersebut tidak akan terjadi dan warna dari
benedict tidak akan berubah atau tetap seperti semula.Hati-hati = tes
reduksi ini tidak spesifik. Hal tersebut dikarenakan ada zat lain yang juga
mempunyai sifat pereduksi seperti monosakarida (galaktosa, fruktosa, pentosa),
disakarida (laktosa), dan beberapa zat bukan gula (asam homogentisat, formalin,
salisilat kadar tinggi, vitamin C).
III.
Alat Dan
Bahan
Ø Alat
1. Tabung
Reaksi
2. Lampu
Spritu (Lilin juga bisa)
3. Rak Tabung
Reaksi
4. Penjepit
tabung
Ø Bahan
1. Urin
2. Reagen Benedict + Pipet Tetes
IV. Cara Kerja
1. Masukan urin sebanyak 2 ml ke dalam
tabung reaksi
2. Tahbahkan 15 tetes larutan benedict
ke dalam urin
3. Panaskan urin di atas lilin agar
tidak panas gunakan penjepit tabung reaksi
4. Amati perubahan warna dan endapan
yang terjadi
V. Metode Penilaian
-
: Tetap biru jernih atau sedikit kehijauan dan agak keruh
+
: Hijau kekuningan dan keruh (sesuai dengan 0,5 – 1% glukosa)
++ : Kuning
kehijauan atau kuning keruh (1 – 1,5% glukosa)
+++ : Jingga atau warna
lumpur keruh (2 – 3,5% glukosa)
++++ : Merah bata atau merah keruh ( >
3,5% glukosa)
VI. Tabel Hasil Pengamatan
Nomor
|
Tabung
|
Komposisi Bahan
|
Pengamatan Warna
|
Interprestasi (Penilaian)
|
|
Sebelum Pemanasan
|
Setelah Pemanasan
|
||||
1
|
A (atas
nama meldi )
|
Sampel
Urin Meldi
|
Biru Tua
|
Hijau
Kekuningan Dan Keruh
|
+ ( 0,5 –
1 glukosa )
|
VII. Pertanyaan
1. Apa saja indikasi urin yang
mengandung glukosa ?
Jawab :
2. Penyakit apa saja yang terindikasi
jika kandungan gula urin positif ?
Jawab :
Apabila urin telah mengandung gula,
berarti telah mengandung penyakit
diabetes atau kencing manis, urin yang mengandung glukosa dapat di sebabkan
oleh gangguan hormonal, penyakit hati, obat-obatan dan kehamilan
3. Jelaskan hubungan antara kadar
protein dalam urin dengan kesehatan ?
Jawab :
Jika ada protein dalam urin, itu artinya saringan
yang ada di gromerulus telah rusak atau jebol. Karena dalam keadaan normal,
protein dalam darah akan di saring di dalam gromerulus ginjal sehingga tidak
akan di dapatkan di dalam urin. Dengan rusaknya saringan di gromerulus maka
menyebabkan zat-zat lain juga dapat ikut lewat.
VIII. Kesimpulan
Dari hasih semua percobaan yang kami
lakukan, maka kami mengambil kesimpulan bahwa urin dapat kita gunakan sebagai
bahan indikator apakah ginjal kita dapat berfungsi dengan baik atau sebaliknya
(mengalami krusakan gagguan ). Dari hasil uji urin yang kami lakukan, semua
urin sedang dalam keadaan netral, sehingga dapat kita simpulkan bahwa semua
ginjal teman-teman berfungsi sebagaimana mestinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan Komentar Anda