TUGAS BIOLOGI
SISTEM EKSRESI PADA
ANUSIA DAN HEWAN
ANUSIA DAN HEWAN
DI SUSUN OLEH :
2. M.
IKHSAN FAHWAS
3. MELDI HARISMAN
4. M. IRSYAT
5. MAURA MIRANTY
6. YOZA AMINULLAH
SMAN 1 SIMEULUE TIMUR
KAB SIMEULUE. ACEH
KATA
PENGANTAR
Segala puji syukur atas kehadirat Allah yang telah
memberikan hikmah, hidayah, kesehatan serta umur yang panjang sehingga makalah kami ini dapat kami
selesaikan tepat pada waktunya.
Sholawat serta salam
senantiasa kita limpahkan kepada junjungan alam, nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa
umatnya dari alam yang berliku-liku menuju alam yang lurus.
Pertama,
kami berterimakasih kepada guru pembimbing kami ibu ELLY ROSA PRATIWI S,Pd yang
telah membimbing serta membantu kami dalam kegiatan belajar maupun mengajar,
baik itu fiksi maupun non fiksi dalam hal pelajaran biologi sehingga kami dapat
menyusun makalah kami tentang SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA, di harapkan
nantinya pemakalah maupun pembaca dapat lebih memahami tentang ekskresi pada
manusia.
Kami menyadari
sepenuhnya, bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bisa membangun menuju
kesempurnaan dari pada pembaca untuk kesempurnaan makalah selanjutnya.
Sinabang,
13 Januari
2014
Penyusun
DAFTAR ISI
FOTO KELOMPOK GPM
................................................................. i
KATA PENGANTAR
........................................................................ ii
DAFTAR ISI
....................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG ...........................................................
1
BAB II
PEMBAHASAN SISTEM EKSKRESI .......................................... 2
Pengertian Sistem Ekskresi ......................................... 3
I.
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
A. Ginjal .................................................................... 3
B. Kulit ......................................................................
7
C. Hati .......................................................................
10
D. Paru-Paru ..............................................................
12
II.
SISTEM EKSKRESI PADA HEWAN
1. Sistem Ekskresi Pada Cacing
Pipih .......................... 16
2. Sistem Ekskresi Pada Cacing
Tanah ........................ 16
3. Sistem Ekskresi Pada
Serangga ..............................
17
4. Sistem Ekskresi Pada Ikan ...................................... 17
GLOSARIUM .................................................................................
19
DAFTAR PUSTAKA
........................................................................ 20
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada tubuh manusia terjadi metabolisme yang mengkoordinasi kerja
tubuh. Proses metabolisme selain menghasilkan zat yang berguna bagi tubuh
tetapi juga menghasilkan zat-zat sisa yang tidak berguna bagi tubuh. Zat-zat
sisa yang berguna bagi tubuh dapat bermanfaat bagi tubuh kita dalam
kelangsungan hidup. Hasil –hasil metabolisme yang berupa zat-zat sisa yang
tidak dimanfaatkan lagi oleh tubuh berupa racun. Zat-zat sisa tersebut perlu
Dikeluarkan dari tubuh melalui organ-organ tubuh tertentu.
Pengeluaran
zat sisa tersebut diperlukan sistem pengeluaran yang disebut sistem ekskresi.
Sistem ekskresi merupakan pengeluaran limbah hasil metabolisme pada organisme
hidup. Zat sisa mmetabolisme yang harus dikeluarkan antara lain karbondioksida
(CO2),
urea, air (H2O),
amonia (NH3),
kelebihan vitamin, dan zat warna empedu. Organ pengeluaran zat sisa pada
manusia berupa ginjal, kulit, paru-paru dan hati.
BAB II
PEMBAHASAN SISTEM EKSKRESI
v
Pengertian Sistem Ekskresi
Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa
metabolisme tubuh, seperti CO2, H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat. Zat
hasil metabolisme yang tidak diperlukan oleh tubuh akan dikeluarkan melalui
alat ekskresi. Alat ekskresi yang dimiliki oleh mahluk hidup berbeda-beda.semakin
tinggi tingkatan mahluk hidup, semakin kompleks alat ekskresinya. Beberapa
istilah yang erat kaitannya dengan ekskresi :
• defekasi : yaitu proses pengeluaran sisa pencernaan makana
yang disebut feses. Zat yang dikeluarkan belum pernah mengalami metabolisme di
dalam jaringan. Zat yang dikeluarkan meliputi zat yang tidakl diserap usus sel
epitel, usus yang rusak dan mikroba usus.
• ekskresi
: yaitu pengeluaran zat sampah sisa metabolisme yang tidak berguna lagi bagi
tubuh.
• sekresi
: yaitu pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke dalam saluran
pencernaan. Getah yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh dan umumnya
mengandun genzim.
• eliminasi
: yaitu proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik dari rongga yang kecil
(saluran air mata) maupun dari rongga yang besar (usus).
I.
SISTEM
EKSKRESI PADA MANUSIA
Sistem ekskresi pada manusia
melibatkan alat ekskresi yang terdiri atas ginjal, kulit, hati dan paru-paru.
Setiap alat ekskresi tersebut berfungsi mengeluarkan zat sisa metabolism yang
berbeda,kecuali air yang dapat diekskresikan melalui semua alat ekskresi.
Berikut ini akan dibahas satu persatu peranan keempat alat ekskresi tersebut.
A.
Ginjal
1.
Struktur
Ginjal
Alat pengeluaran (ekskresi) utama pada manusia adalah
ginjal. Ginjal atau buah pinggang manusia berbentuk seperti kacang merah,
berwarna keunguan, dan berjumlah dua buah. Bobot kedua ginjal orang dewasa
antara 120-150gram. Manusia memiliki sepasang
ginjal yang terletak di belakang perut atau abdomen.
Di bagian atas (superior) ginjal
terdapat kelenjar
adrenal (juga
disebut kelenjar suprarenal).Ginjal bersifat retroperitoneal. Sebagian
dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke
sebelas dan dua belas. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak
perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam goncangan. Pada bagian
kulit ginjal (korteks) terdapat alat penyaring darah yang disebut nefron.
Glomerolus berupa anyaman pembuluh kapiler darah, sedangkan simpai bowman
berupa cawan berdinding tebal yang mengelilingi glomerolus.
Saluran panjang yang bergelung (tubulus)
dikelilingi oleh pembuluh kalpiler darah. Tubulus yang letaknya dekat badan
malpighi disebut tubulus proximal. Tubulus yang letaknya jauh dari badan
malpighi disebut tubulus distal. Tubulus proximal dan tubulus distal
dihubungkan oleh lengkung Henle atau angsa Henle.
Tempat lengkung Henle bersinggungan dengan
arteri aferen disebut aparatus
juxtaglomerular,
mengandung macula
densa dan sel juxtaglomerular. Sel juxtaglomerular adalah tempat
terjadinya sintesis dan sekresi renin.
Cairan menjadi makin kental di sepanjang tubulus dan saluran untuk membentuk urin, yang kemudian dibawa ke kandung
kemih melewati
ureter. Lengkung Henle ini berupa pembuluh
menyerupai leher angsa yang turun ke arah medula ginjal, kemudian naik lagi
menuju koretks ginjal. Bagian akhir dari tubulus ginjal adalah saluran
(tubulus) pengumpul yang terletak pada sum-sum ginjal.
Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam lagi disebut medulla. Bagian paling dalam disebut pelvis, pada bagian medulla ginjal manusia dapat pula dilihat adanya piramida yang
merupakan bukan saluran pengumpul. Ginjal dibungkus oleh lapisan jaringan ikat longgar yang disebut kapsula. Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen penyaring
yang disebut korpuskula (atau badan Malpighi) yang dilanjutkan oleh saluran-saluran (tubulus).
Setiap
korpuskula mengandung gulungan kapiler darah yang disebut glomerulus yang berada dalam kapsula Bowman. Setiap glomerulus mendapat aliran
darah dari arteri aferen. Dinding kapiler dari glomerulus memiliki
pori-pori untuk filtrasi atau penyaringan. Darah dapat disaring melalui dinding
epitelium tipis yang berpori dari glomerulus dan kapsula Bowman karena adanya
tekanan dari darah yang mendorong plasma darah. Filtrat yang dihasilkan akan
masuk ke dalan tubulus ginjal. Darah yang telah tersaring akan meninggalkan
ginjal lewat arteri eferen.
Di antara darah dalam
glomerolus dan ruangan berisi cairan dalam kapsul Bowman terdapat tiga lapisan:
a.
kapiler selapis sel endotelium pada glomerulus
b. lapisan kaya
protein sebagai membran dasar.
c. selapis sel epitel melapisi
dinding kapsul Bowman (podosit).
Darah manusia
melewati ginjal sebanyak 350 kali setiap hari dengan laju 1,2 liter per menit,
menghasilkan 125 cc filtrat glomerular per menitnya. Laju penyaringan
glomerular ini digunakan untuk tes diagnosa fungsi ginjal.
2. Kerja Ginjal
a. Proses Pembentukan Urin
Ginjal berperan dalam proses
pembentukan urin yang terjadi melalui serangkaian proses, yaitu: penyaringan,
penyerapan kembali dan augmentasi.
1).
Penyaringan (filtrasi)
Proses pembentukan urin
diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di kapiler glomerulus. Sel-sel
kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan dan permeabilitas yang
tinggi pada glomerulus mempermudah proses penyaringan. Selain penyaringan, di
glomelurus juga terjadi penyerapan kembali sel-sel darah, keping darah, dan
sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil yang terlarut di dalam plasma
darah, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat dan
urea dapat melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan. Hasil penyaringan
di glomerulus disebut filtrat glomerolus atau urin primer, mengandung asam
amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya.
2). penyerapan kembali (reabsorbsi)
Bahan-bahan
yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserap kembali di tubulus
kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal terjadi penambahan
zat-zat sisa dan urea. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula
dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui
peristiwa osmosis. Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan
urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi.
Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah,
misalnya urea.
3). augmentasi
Augmentasi adalah
proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus
distal. Dari tubulus-tububulus ginjal, urin akan menuju rongga ginjal,
selanjutnya menuju kantong kemih melalui saluran ginjal. Urin akan keluar
melalui uretra.
3. Kandungan Urin
Urin yang normal mengandung bahan-bahan sebagai berikut. air, urea
dan amonia yang merupakan sisa-sisa pembongkaran protein Garam-garam mineral,
terutama garam dapur (NaCl) Zat warna empedu yang memberi warna kuning pada
urin. Zat-zat yang berlebihan dalam darah seperti vitamin D, vitamin C,
obat-obatan dan hormon.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi urin
Urin yang dikeluarkan oleh ginjal sebenarnya sangat dipengaruhi
oleh faktor dalam dan luar dari individu yang bersangkutan. Faktor-faktor
tersebut antara lain hormon antidiuretik, hormon insulin, jumlah air yang
diminum, dan faktor cuaca.
5. Gangguan pada ginjal
a. batu ginjal
Batu ginjal adalah gangguan yang terjadi dengan gejala
penggumpalan batu ginjal karena terjadi stagnasi urine. Biasanya terjadi pada
orang yang kurang minum sehingga terjadi penggumpalan serta kristalisasi
zat-zat yang seharusnya dibuang dari ginjal ke luar tubuh.
b. Gagal Ginjal
Gagal ginjal adalah penyakit yang menyebabkan tidak terbentuknya
urin / urine (anuria) sehingga apabila sudah akut / parah dapat menyebabkan
nefritis, pendarahan dan jantung berhenti bekerja / berfungsi secara tiba-tiba.
c. Nefritis
Nefritis terjadi karena infeksi oleh bakteri streptococcus pada
nefron, bakteri ini masuk melalui saluran pernafasan yang dibawa oleh darah ke
ginjal. Akibat infeksi ini, protein dan sel-sel darah akan keluar baersama
urin. Kadar urea dalam darah menjadi tinggi sehingga penyerapan air terganggu
akibatnya air akan tertimbun di kaki (kaki penderita bengkak).
d. Sistis
Sistis adalah gangguan kelainan pada ginjal manusia yang berupa
radang pada membran mukosa yang menjadi pelapis kandung kemih.
e. Diabetes insipidus
Diabetes insipidus terjadi karena di
dalam tubuh kekurangan hormon antidiuretik (ADH) sehingga volume urin yang
dihasilkan dapat mencapai 30 kali dari volume urin normal. Akibatnya penderita
menjadi sering buang air kecil.
f. Albuminaria
Penyakit ini disebabkan oleh kegagalan proses penyaringan protein,
sehingga urin mengandung protein.
g. Anuria
Anuria merupakan kegagalan ginjal karena kerusakan di glomerolus,
sehingga tidak ada urin yang dihasilkan oleh penderita.
B.
Kulit
Kulit merupakan lapisan tipis yang
menutupi dan melindungi seluruh permukaan tubuh. Selain berfungsi menutupi
permukaan tubuh, kulit juga berfungsi sebagai alat pengeluaran. Zat sisa yang
dikeluarkan melalui kulit adalah air dan garam-garaman. Kulit terdiri dari tiga
lapisan, yitu lapisan kulit ari (epidermis), lapisan kulit jangat (dermis) dan
lapisan jaringan ikat bawah kulit.
1. Kulit ari (epidermis)
Terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan
tanduk dan lapisan malpighi. Lapisan tanduk merupakan lapisanya yang terletak
paling luar dan terdiri dari sel- sel mati. Lapisan ini
dapat mengelupas. Lapisan malpighi terletak dibawah lapisan tanduk dan terdiri
dari sel-sel yang hidup. Lapisan malpighi mengandung pigmen melamin yang
berfungsi memberi warna pada kulit. Lapisan malpighi berfunsi juag melindungi
tubuh dari senagatn matahari.
2. Kulit Jangat (Dermis)
Kulit janggat merupakan lapisan kulit yang terletak dibawah
lapisan kulit ari. Di dalam kulit jnggat terdapat kelenjar keringat, kelenjar
minyak, pembuluh darah, ujung-ujung saraf dan kantong rambut. Ujung saraf
terdiri atas ujung saraf peraba untuk mengenali rabaan, ujung saraf peras untuk
mengenali tekanan dan ujung saraf suhu untuk mengenali suhu.
3. Jaringan Ikat Bawah Kulit
Pada jaringan bawah kulit
terdapat cadangan lemak. Lemak berfungsi sebagai cadangan makanan dan suhu
tubuh agar tetap hangat.
4. Fungsi Kulit
Fungsi kulit antara lain sebagai berikut:
a. mengeluarkan keringat
b. pelindung tubuh
c. menyimpan kelebihan lemak
d. mengatur suhu tubuh, dan
e. tempat pembuatan vitamin D dari pro vitamin D dengan bantuan
sinar matahari yang mengandung ultraviolet
5. Proses Pembentukan Keringat
Bila suhu tubuh kita meningkat atau suhu
udara di lingkungan kita tinggi, pembuluh-pembuluh darah di kulit akan melebar.
Hal ini mengakibatkan banyak darah yang mengalir ke daerah tersebut. Pangkal
kelenjar keringat berhubungan dengan pembuluh darah maka terjadilah penyerapan
air, garam dan sedikit urea oleh kelenjar keringat. Kemudian air bersama
larutannya keluar melalui pori-pori yang merupakan ujung dari kelenjar
keringat. Keringat yang keluar membawa panas tubuh, sehingga sangat penting
untuk menjaga agar suhu tubuh tetap normal. Ketika suhu di keliling kita panas
maka kulit akan menagtur suhu tubuh denagn banyak mengeluarkan keringat dan
urin yang dihasilkan lebih sedikit. Sebaliknya ketika suhu dingin maka tubuh
hanya sedikit memprodiksi keringat dan pengeluaran air lebih banyak melalui
ginjal (urin).
6. Kelainan Pada Kulit
Kelainan pada kulit yang banyak dialami oleh para remaja
adalah jerawat. Ada tiga tipe jerawat, yaitu:
a. Komedo
b. Jerawat biasa
c. Cystic Acne (Jerawat
Batu/Jerawat Jagung)
Banyak jenis obat dan perawatan yang ditawarkan untuk
menghilangkan jerawat. Namun, sesungguhnya alam sudah menyediakan aneka tanaman
yang mampu menghilangkan jerawat. Tanaman-tanaman itu antara lain tomat, jeruk
nipis, belimbing wuluh, mentimun, dan temulawak. Adapun beberapa cara untuk
mencegah terjadinya kelainan pada kulit. Kulit perlu mendapat perawatan yang
tepat agar senantiasa sehat
1) Makan makanan yang mengandung nutrisi
2) Minum air putih minimal 8 gelas setiap hari
3) Berolahraga dengan teratur
4) Mandi untuk membersihkan badan
7. Lapisan Pada
Kulit
a. Lapisan epidermis kulit
Tidak
mempunyai saluran darah, bergantung kepada bekalan darah daripada dermis. 3
Lapisan sel-sel epidermis yang nyata iaitu:
b. Lapisan germinatif
Lapisan yang paling bawah pada epidermis. Sel-sel
lapisan germinatif merupakan sel yang aktif membahagi. Hasil pembahagian
sel-sel germanitif ini akan tersesar keluar ke arah permukaan di atas lapisan
germinatif. Lapisan yang keluar ini merupakan lapisan granul.
c. Lapisan granul
Lapisan ini berada di atas lapisan germinatif. Sel-sel lapisan
germinatif mempunyai banyak granul. Granul ini terdiri daripada keratin,
keratin merupakan bahan keras berprotein.
d. Lapisan jernih
Lapisan ini berada di atas lapisan granul. Sel-sel lapisan granul
merupakan sel-sel yang sukar diwarnakan. Bentuk sel-sel jernih ini juga, akan
semakin pipih apabila menjauhi bekalan darah. Sel-sel ini akan mati apabila
bekalan darah tidak diterima atau tidak mencukupi.
e.
Lapisan dermis kulit
Lapisan
dermis merupakan lapisan yang mempunyai bekalan darah atau kapilari darah.
Lapisan ini juga menempatkan reseptor-reseptor tertentu. Terdapat juga
otot-otot dan kelenjar tertentu berfungsi untuk kawalaturan homeostasis. Pada
dermis juga, terdapat akar rambut.
8. Reseptor
Reseptor
yang terdapat dalam dermis ialah:
a reseptor sentuhan
b reseptor Suhu atau
termoreseptor
c reseptor tekanan
9.
Kelenjar yang terdapat dalam dermis
a.
kelenjar peluh
b.
kelenjar sebum
10.
Fungsi kulit
a) Perlindungan
e) Sistensis
vitamin
b)
Mencegah
dehidrasi f) menghasilkan
bau dan penyamaran
c)
Rangsangan
luar
d)
Menyimpan
lemak
C.
Hati
(Hepar)
Hati
merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia, terletak di dalam rongga perut
sebelah kanan, dibawah diafragma. Pada orang dewasa berat hati mencapai 2 kg.
Hati merupakan tempat untuk mengubah berbagai zat, termasuk racun. Seperti hati
menerima kelebihan asam amino yang akan diubah menjadi urea yang bersifat
racun. Hati menjdai tempat perombakan sel darah merah yang rusak menjadi
empedu. Empedu yang dihasilkan akan disimpan dalam kantong empedu (bilirubin).
1. Fungsi Hati
Adapun fungsi hati bagi tubuh sebagai berikut.
ü
Sebagai tempat untuk
menyimpan gula dalam bentuk glikogen
ü
Menetralkan racun yang
masuk ke dalam tubuh dan membunuh bibit penyakit
ü
Mengatur kadar gula
dalam darah
ü
Sebagai tempat
pengubahan provitamin A menjadi vitamin A
ü
Menghasilkan empedu
yang berguna untuk mengemulsikan lemak
ü
Menguraikan molekul hemoglobin tua
ü
Menyingkirkan
hormon-hormon berlebihan
ü
Membentuk protein
tertentu dan merombaknya.
2.
Cara
kerja Hati dalam Ekskresi
-
Dalam
Proses Ekskresi
Hemoglobin dipecah menjadi zat besi, globin, dan hemin.
zat besi, diambil & disimpan dlm hati, yg nantinya dikembalikan k sumsum tlg blkg
globulin, digunaan lg utk metabolisme protein, membentk hemoglobin baru
hemin, diubah menjadi bilirubin & biliverdin. dikeluarkan ke usus 12jari n di oksidasi mnjd urobilin, yg mnjd pewarna coklat pd feses.
Hemoglobin dipecah menjadi zat besi, globin, dan hemin.
zat besi, diambil & disimpan dlm hati, yg nantinya dikembalikan k sumsum tlg blkg
globulin, digunaan lg utk metabolisme protein, membentk hemoglobin baru
hemin, diubah menjadi bilirubin & biliverdin. dikeluarkan ke usus 12jari n di oksidasi mnjd urobilin, yg mnjd pewarna coklat pd feses.
-
Pengikatan
Racun
arginin asam amino arginin -> as. amino ortinin + urea
asam amono ortinin mengikat NH3 n CO2 yg bersifat racun bagi tubuh
asam amino ortinin diubah mnjd as. amino sitrulin.
asam amino sitrulin + NH3 -> as. amino
(ulang lagi prosesnya)
shg akn trus dihasilkan urea, yg dibuang ke ginjal, utk dikeluarkan besama urin.
racun -> urea -> dikeluarkan dari tubuh.
arginin asam amino arginin -> as. amino ortinin + urea
asam amono ortinin mengikat NH3 n CO2 yg bersifat racun bagi tubuh
asam amino ortinin diubah mnjd as. amino sitrulin.
asam amino sitrulin + NH3 -> as. amino
(ulang lagi prosesnya)
shg akn trus dihasilkan urea, yg dibuang ke ginjal, utk dikeluarkan besama urin.
racun -> urea -> dikeluarkan dari tubuh.
3.
Referensi
Hati
Ø Hati terletak dalam rongga perut
sebelah kanan,
Ø Tepatnya letak hati di
bawah diafragma ( sekat rongga dada)
Ø Hati merupakan kelenjar terbesar
pada manusia, warnanya merah tua, dan massanya lebih kurang 2 kg.
Ø Hati terbagi dalam dua belahan
utama, yaitu belahan kanan dan kiri.
Ø Hati berperan sebagai alat ekskresi
sekaligus alat sekresi, karena hati menghasilkan cairan empedu yang berguna
dalam proses pencernaan lemak.
Ø Berdasarkan fungsinya sebagai alat
ekskresi. hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang
bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan
nitrogen dari hasil pembongkaran protein membentuk asam amino dan
sekaligus pembongkaran asam amino tersebut .
Ø Proses pemecahan senyawa racun oleh
hati disebut proses detoksifikasi.
Ø Sebagai kelenjar hati menghasilkan
empedu mencapai ½ liter setiap hari.
Ø Empedu berasal dari hemoglobin sel
darah merah yang telah tua ( setelah 120 hari).
Ø Empedu merupakan cairan kehijauan
dan terasa pahit.
Ø Zat ini disimpan di dalam kantong
empedu .
Ø Empedu mengandung kolesterol dan
garam empedu , pigmen bilirubin, dan biliverdin.
Ø Empedu yang disekresikan berfungsi
untuk megemulsikan lemak, mengaktifkan lipase,
Ø Empedu juga membantu daya absorpsi lemak di usus, dan
mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang larut dalam air.
4.
Proses Pembentukan Empedu
a) Sel-sel darah merah dirombak di
dalam hati.
b) Hemoglobin yang terkandung di
dalamnya dipecah menjadi zat besi, globin, dan heme/hemin
c) Zat besi dan globin didaur ulang
dikirim ke sumsum merah tulang belakang menjadi darah baru , sedangkan heme
dirombak menjadi bilirubin dan biliverdin yang bewarna hijau kebiruan dikirim
ke empedu
d) Di dalam usus zat empedu ini
mengalami oksidasi menjadi urobilin berwarna kuning sehingga
warna feses dan urin kekuningan.
e) Apabila saluran empedu di hati
tersumbat, empedu masuk ke peredaran darah sehingga kulit penderita menjadi
kekuningan.
f) Orang yang demikian dikatakan
menderita penyakit kuning atau dikenal dengan hepatitis .
g) Hati juga menghasilkan
enzim Arginase yang dapat mengubah arginin menjadi ornintin dan urea. Ornintin
yang terbentuk dapat mengikat NH³ dan CO² yang bersifat racun.
h) Fungsi lain dari hati
adalah mengubah zat buangan dan bahan racun untuk dikeluarkan dalam empedu dan
urine , serta mengubah Glukosa yang diambil dari darah menjadi
glikogen yang disimpan di sel-sel hati.Glikogen kan dirombak kembali menjadi
glukosa oleh enzim amilase dan dilepaskan ke darah sebagai respons meningkatnya
kebutuhan energi oleh tubuh
D. Paru-Paru (Lungs)
Paru-paru adalah organ pada
sistem pernapasan (respirasi) dan berhubungan dengan sistem peredaran darah
(sirkulasi) vertebrata yang bernapas dengan udara. Fungsinya adalah menukar
oksigen dari udara dengan karbon dioksida dari darah. Prosesnya disebut
"pernapasan eksternal" atau bernapas. Paru-paru juga mempunyai fungsi
nonrespirasi. Istilah kedokteran yang berhubungan dengan paru-paru sering mulai
di pulmo-, dari kata Latin pulmones untuk paru-paru. Paru-paru
merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung
(gelembung hawa, alveoli). Gelembung
alveoli ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel. Jika
dibentangkan luas permukaannya ± 90m2. Banyaknya gelembung paru-paru ini kurang
lebih 700juta buah.
1.
Pembagian Paru – Paru
Paru-paru
kanan terdiri dari tiga lobus, lobus pulmodekstra superior, lobus media, dan lobus
inferior. Paru-paru kiri, terdiri dari dua lobus, pulmo
sinistra lobus superior dan lobus inferior. Tiap-tiap lobus terdiri dari
belahan yang lebih kecil bernama segmen. Paru-paru kiri mempunyai sepuluh
segmen, yaitu lima buah segmen pada lobus superior, dan lima buah segmen pada
inferior. Paru-paru kanan mempunyai sepuluh segmen, yaitu lima buah segmen pada
lobus superior, dua buah segmen pada lobus medial, dan tiga buah segmen pada
lobus inferior. Tiap-tiap segmen ini masih terbagi lagi menjadi belahan-belahan
yang bernama lobulus.
Diantara lobulus satu dengan
yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang berisi pembuluh darah getah
bening dan saraf, dalam tiap-tiap lobulus terdapat sebuah bronkeolus. Di dalam
lobulus, bronkeolus ini bercabang-cabang yang disebut duktus alveolus.
Tiap-tiap duktus alveolus berakhir pada alveolus yang
diameternya antara 0,2 – 0,3 mm.
2.
Letak
Paru-Paru
Terletak di
rongga dada datarannya menghadap ke tengah rongga dada/kavum mediastinum. Pada
bagian tengah terdapat bagian tampuk paru-paru yang disebut hilus. Pada
mediastinum depan terdapat jantung. Paru-paru dibungkus oleh selaput yang
bernama pleura. Pleura dibagi menjadi dua:
a. Pleura
visceral (selaput dada pembungkus), yaitu selaput paru yang langsung membungkus paru.
b. Pleura
parietal, yaitu selaput yang melapisi rongga dada luar.
Antara kedua pleura ini terdapat ronggga
(kavum) yang disebut kavum pleura. Pada keadaan normal, kavum pleura ini hampa
udara, sehingga paru-paru dapat berkembang kempis dan juga terdapat sedikit
cairan (eksudat) yang berguna untuk meminyaki permukaan pleura, menghindari
gesekan antara paru-paru dan dinding dada sewaktu ada gerakan bernafas.
3.
Fungsi paru-paru
Fungsi utama paru-paru
adalah sebagai alat pernapasan. Akan tetapi, karena mengekskresikan zat Sisa
metabolisme maka paru- paru juga berfungsi dalam sistem ekskresi. Karbon
dioksida dan air hasil metabolisme di jaringan diangkut oleh darah lewat vena
untuk dibawa ke jantung, dan dari jantung akan dipompakan ke paru-paru untuk
berdifusi di alveolus. Selanjutnya, H2O dan CO2 dapat berdifusi atau dapat
dieksresikan di alveolus paru-paru karena pada alveolus bermuara banyak kapiler
yang mempunyai selaput tipis.
4. Cara Kerja Paru-Paru
Berikut
ini adalah penjelasan singkat mengenai organ-organ pernafasan :
Ø Hidung
Merupakan saluran pernafasan paling awal dan
terletak paling atas.
Terdapat 2 rongga pada hidung manusia yang dipisahkan oleh otot yang berfungsi
sebagai sekat.
Ø Laring
Tersusun atas tulang rawan dan
terdapat selaput suara yang akan bergetar saat kita mengeluarkan suara.
Ø Trakea
Memiliki saluran bercabang dua yang disebut
bronkus dan berhubungan langsung dengan paru – paru. Dilapisi oleh selaput
lendir dan sel-sel yang bersilia yang berfungs untuk menahan debu masuk bersama
udara supaya tidak terus masuk ke paru-paru.
Ø Bronkus
Menghubungkan trakea dengan paru-paru.Paru-paru kanan dan kiri masing-masing memiliki satu bronkus. Bronkus memiliki cabang yang disebut bronkiolus dan terdapat di dalam paru-paru.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai cara kerja Paru-paru Manusia:
ü Jika
Oksigen sudah sampai pada bronkus, maka oksigen siap untuk masuk ke dalam
saluran paru-paru.
ü Oksigen
akan berdifusi lewat pembuluh darah berupa kapiler-kapiler arteri dengan cara
difusi. Kapiler-kapiler ini terdapat pada alveolus yang merupakan cabang dari
Bronkiolus. Pada alveolus ini akan terjadi pertukaran gas oksigen dengan
karbondioksida.
ü Oksigen
diikat oleh hemoglobindalam sel-sel darah merah (eritrosit), lalu diedarkan ke
seluruh sel-sel tubuh yang nantinya akan digunakan oleh mitokondoria alam
respirasi tingkat seluler untuk menghasilkan energi berupa ATP (Adenosin Tripospat).
ü Karbondioksida
akan dibawa oleh kapiler vena untuk dibawa ke alveolus dan akan dikeluarkan di
alveolus melalui proses respirasi.
5.
Kelainan Pada
Paru-Paru
- Asma - Asma adalah keadaan saluran napas yang mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan; penyempitan ini bersifat sementara.
- Batuk
- Bronkitis - Bronkitis, atau yang dalam istilah medisnya disebut sebagai bronchitis adalah suatu peradangan pada bronkus, yaitu saluran udara ke paru-paru. Biasanya bronkitis bersifat ringan dan seiring berjalannya waktu bisa sembuh dengan sendirinya. Tetapi pada penderita berusia lanjut dan yang memiliki penyakit menahun seperti jantung atau paru-paru, bronkitis bisa menjadi penyakit yang serius.
- Pneumonia - Radang paru-paru (bahasa Inggris: pneumonia) adalah sebuah penyakit pada paru-paru di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer meradang dan terisi oleh cairan. Radang paru-paru dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, termasuk infeksi oleh bakteria, virus, jamur, atau pasilan (parasite). Radang paru-paru dapat juga disebabkan oleh kepedihan zat-zat kimia atau cedera jasmani pada paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau berlebihan minum alkohol.
II.
SISTEM EKSKRESI PADA HEWAN
Sistem ekskresi pada
setiap hewan tidaklah sama. Sebab, setiap
hewan memiliki organ ekskresi dan tingkat
kehidupan yang berbeda.
Bahasan berikut akan mengulas sistem ekskresi
pada beberapa hewan,
baik invertebrata maupun vertebrata.
1. Sistem Ekskresi pada Cacing Pipih
Cacing pipih (Filum Platyhelminthes)
mempunyai alat ekskresi
yang sangat sederhana. Misalnya saja Planaria.
Planaria mempunyai
alat ekskresi berupa sel api yang terdapat pada
bagian kanan dan kiri
tubuhnya. Setiap sel api yang berada pada tubuh
makhluk ini memiliki
rambut getar (silia). Saluran yang berperan dalam
proses ekskresi
Planaria dinamakan protonefridium. Pergerakan
rambut getar akan menarik air dan zat terlarut ke dalam sel api untuk disaring.
Getaran silia akan mendorong sisa metabolisme
keluar tubuh melalui suatu lubang
pengeluaran yang disebut
nefridiopori.
2. Sistem Ekskresi Cacing Tanah
Sesama hewan invertebrata, ternyata cacing
pipih dan cacing
tanah (Filum Annelida) memiliki alat ekskresi yang
berbeda. Cacing
tanah memiliki alat ekskresi khusus yang terdapat pada
setiap segmen
tubuhnya.
Alat ekskresi ini dinamakan nefridium (jamak: nefridia).
Pada setiap segmen tubuh cacing tanah terdapat
sepasang nefridium.
Hanya tiga segmen pertama dan segmen terakhir saja
yang tidak terdapat
alat ekskresi ini.
Nefridium dilengkapi corong bersilia
dan terbuka yang terletak
pada sekat pemisah antarsegmen tubuh. Alat ini disebut
nefrostom.
Nefrostom berfungsi sebagai penarik cairan tubuh dari
satu segmen ke
segmen lainnya. Sementara, sisa
metabolisme akan dikeluarkan melalui
sebuah lubang yang disebut nefridiopori. Saat silia pada nefrostom
bergetar, cairan tubuh dari segmen di
sebelahnya akan mengalir ke dalam
nefridium. Pada nefridum ini, zat
berguna seperti glukosa dan ion-ion diserap oleh darah
untuk dialirkan
melalui pembuluh kapiler. Sedangkan zat sisa seperti
air, senyawa nitrogen,
dan garam yang tidak berguna oleh tubuh dikeluarkan
melalui
nefridiopori.
3. Sistem Ekskresi pada Serangga
Serangga memiliki tingkatan hidup
yang
lebih tinggi daripada cacing pipih dan cacing
tanah. Oleh karena itu, alat ekskresinya pun lebih
sempurna. Alat ekskresi serangga dan Artropoda
lainnya adalah tubula atau pembuluh Malpighi.
Pembuluh Malpighi merupakan pelipatan saluran
pencernaan yang berada pada homosol dan ujungnya
tergenang dalam darah (hemolimfa). Tepatnya terletak
di antara perut tengah dan usus. Pembuluh Malpighi ini akan menyekresikan zat sisa
berupa urea, limbah nitrogen, dan garam secara
osmosis dari hemolimfa menuju lumen (rongga pembuluh).
Sebagian besar zat-zat yang berguna diserap kembali (reabsorpsi) melewati
jaringan epitelium pada rektum dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh hemolimfa.
Sebaliknya, limbah bernitrogen mengendap menjadi asam urat yang dikeluarkan
bersama feses lewat anus.
4. Sistem Ekskresi pada Ikan
Berbeda dengan invertebrata, seluruh
vertebrata mempunyai
ginjal sebagai alat ekskresi. Misalnya saja ikan. Pada
ikan
terdapat ginjal berjumlah sepasang dan berwarna
kemerahmerahan.
Beberapa jenis ikan memiliki suatu saluran
yang merupakan gabungan saluran ginjal dan saluran
kelamin. Saluran ini dinamakan saluran urogenital.
Letak saluran urogenital berdekatan dengan anus.
Namun, ada beberapa jenis ikan lainnya yang memiliki
kloaka.
Sisa metabolisme seperti
karbondioksida dan
urine akan dikeluarkan melalui alat ekskresi ikan.
Kita tahu bahwa ikan ada yang bernapas lewat paru-paru
dan
insang. Jenis ikan yang demikian mengeluarkan urinenya
lewat
kloaka. Sementara, karbon dioksida dikeluarkan melalui
insangnya. Sementara ikan yang bernapas dengan
paru-paru,
karbondioksida dikeluarkan lewat paru-paru.
Ikan air tawar dan ikan air laut juga memiliki
mekanisme ekskresi
yang berbeda. Kandungan amonia pada urine dikeluarkan
oleh ikan air
tawar dalam jumlah banyak, sementara oksigen yang
diperlukan sangat
besar. Di pihak lain, ikan air laut berperilaku
sebaliknya. Kandungan
amonia dalam urine ikan air laut dikeluarkan dengan
jumlah sedikit,
sedangkan
oksigen yang dibutuhkan dalam proses respirasi sangat sedikit.
a. Ikan air laut
\
b. ikan air tawar
GLOSARIUM
Absorpsi = proses pengambilan suatu
substansi (absorbat) dan
menjadi bagian substansi (absorben) lain.
Augmentasi = proses penambahan zat-zat
dan urea di tubulus distal,
disebut juga sebagai sekresi pada ginjal.
Duktus
ekskretorius
= saluran pengeluaran.
Ekskresi = pembuangan limbah yang
dihasilkan metabolisme sel
melalui saluran khusus.
Filtrasi = proses penyaringan darah
antara glomerolus dan
badan malphigi.
Glomerulus = jaringan kapiler darah di
dalam kapsul Bowman.
Homeostasis = pemeliharaan keseimbangan
antara keadaan dalam
tubuh dengan lingkungan luar, dengan regulasi proses
dari dalam tubuhnya.
Kapsul
Bowman
= ujung anterior tubulus ginjal yang membesar,
bentuknya seperti mangkok.
Korteks = lapisan luar organ tubuh,
contohnya kulit ginjal.
Medula = bagian tengah suatu organ,
misalnya sumsum ginjal.
Nefron = satuan struktural dan
fungsional dari ginjal, terdiri atas
badan Malpighi dan saluran yang panjang.
Osmoregulasi = pemeliharaan tekanan osmotik
cairan tubuh dengan
mengatur jumlah air dan garam.
DAFTAR PUSTAKA
Saktyono.2007.biologi
dan lingkungannya.jakarta : GRAMEDIA
Lisa, Nur dan Durin Simajuntak.2004.biologi
untuk kelas XI.bandung : GRAMEDIA
Syamsuri, Istamar Dkk.2006.biologi
untuk kelas x.jakarta : Erlangga
Ediar, Syamsul.2005.biologi dan dunia
hijau.jakarta.Ganeca
VIA WAPSITE
:
1.
id.wikipedia.org/wiki/Ekskresi
2. id.wikipedia.org/wiki/Sistem_ekskresi
3. hedisasrawan.blogspot.com/.../sistem-ekskresi-pada-manusia-rangkuman
4.
www.slideshare.net/novi_hudi/soal-ekskresi
5.
www.slideshare.net/gianaronangelo/sistem-ekskresi-pada-hati
7.
www.youtube.com/watch?v=r4KOplBqKC4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan Komentar Anda