Sabtu, 22 Februari 2014

Makalah Ekskresi Lengkap



TUGAS BIOLOGI

                            
 SISTEM EKSRESI PADA
ANUSIA DAN HEWAN








DI SUSUN OLEH :

Flowchart: Card: PEMBIMBING :
ELLY ROSA PRATIWI, S.Pd

(.........................................)
              NIP : 19740424 19990 2005
   1  MANDALA YODI
        2. M. IKHSAN FAHWAS
            3. MELDI HARISMAN
                 4. M. IRSYAT
                       5. MAURA MIRANTY
      6. YOZA AMINULLAH


SMAN 1 SIMEULUE TIMUR
KAB SIMEULUE. ACEH




KATA PENGANTAR

Segala puji syukur atas kehadirat Allah yang telah memberikan hikmah, hidayah, kesehatan serta umur yang panjang sehingga makalah kami ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.

Sholawat serta salam senantiasa kita limpahkan kepada junjungan alam, nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam yang berliku-liku menuju alam yang lurus.

Pertama, kami berterimakasih kepada guru pembimbing kami ibu ELLY ROSA PRATIWI S,Pd yang telah membimbing serta membantu kami dalam kegiatan belajar maupun mengajar, baik itu fiksi maupun non fiksi dalam hal pelajaran biologi sehingga kami dapat menyusun makalah kami tentang SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA, di harapkan nantinya pemakalah maupun pembaca dapat lebih memahami tentang ekskresi pada manusia.

Kami menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bisa membangun menuju kesempurnaan dari pada pembaca untuk kesempurnaan makalah selanjutnya.


Sinabang, 13 Januari 2014



Penyusun










DAFTAR ISI

FOTO KELOMPOK GPM ................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................ ii
DAFTAR ISI .................................................................................... iii

BAB I
            PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG ........................................................... 1

BAB II
            PEMBAHASAN SISTEM EKSKRESI .......................................... 2
                        Pengertian Sistem Ekskresi ......................................... 3
I.                   SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
A.    Ginjal .................................................................... 3
B.     Kulit ...................................................................... 7
C.     Hati ....................................................................... 10
D.    Paru-Paru .............................................................. 12

II.                 SISTEM EKSKRESI PADA HEWAN
1.     Sistem Ekskresi Pada Cacing Pipih .......................... 16
2.     Sistem Ekskresi Pada Cacing Tanah ........................ 16
3.     Sistem Ekskresi Pada Serangga .............................. 17
4.     Sistem Ekskresi Pada Ikan ...................................... 17

GLOSARIUM ................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 20






BAB I
PENDAHULUAN


A.   Latar Belakang
Pada tubuh manusia terjadi metabolisme yang mengkoordinasi kerja tubuh. Proses metabolisme selain menghasilkan zat yang berguna bagi tubuh tetapi juga menghasilkan zat-zat sisa yang tidak berguna bagi tubuh. Zat-zat sisa yang berguna bagi tubuh dapat bermanfaat bagi tubuh kita dalam kelangsungan hidup. Hasil –hasil metabolisme yang berupa zat-zat sisa yang tidak dimanfaatkan lagi oleh tubuh berupa racun. Zat-zat sisa tersebut perlu

Dikeluarkan dari tubuh melalui organ-organ tubuh tertentu.
Pengeluaran zat sisa tersebut diperlukan sistem pengeluaran yang disebut sistem ekskresi. Sistem ekskresi merupakan pengeluaran limbah hasil metabolisme pada organisme hidup. Zat sisa mmetabolisme yang harus dikeluarkan antara lain karbondioksida (CO2), urea, air (H2O), amonia (NH3), kelebihan vitamin, dan zat warna empedu. Organ pengeluaran zat sisa pada manusia berupa ginjal, kulit, paru-paru dan hati.


Flowchart: Sequential Access Storage: 1
BAB II
cats.jpg
PEMBAHASAN SISTEM EKSKRESI














Flowchart: Sequential Access Storage: 2

v Pengertian Sistem Ekskresi
Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh, seperti CO2, H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat. Zat hasil metabolisme yang tidak diperlukan oleh tubuh akan dikeluarkan melalui alat ekskresi. Alat ekskresi yang dimiliki oleh mahluk hidup berbeda-beda.semakin tinggi tingkatan mahluk hidup, semakin kompleks alat ekskresinya. Beberapa istilah yang erat kaitannya dengan ekskresi :
defekasi : yaitu proses pengeluaran sisa pencernaan makana yang disebut feses. Zat yang dikeluarkan belum pernah mengalami metabolisme di dalam jaringan. Zat yang dikeluarkan meliputi zat yang tidakl diserap usus sel epitel, usus yang rusak dan mikroba usus.
ekskresi : yaitu pengeluaran zat sampah sisa metabolisme yang tidak berguna lagi bagi tubuh.
sekresi : yaitu pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke dalam saluran pencernaan. Getah yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh dan umumnya mengandun genzim.
eliminasi : yaitu proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik dari rongga yang kecil (saluran air mata) maupun dari rongga yang besar (usus).

I.                   SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

Sistem ekskresi pada manusia melibatkan alat ekskresi yang terdiri atas ginjal, kulit, hati dan paru-paru. Setiap alat ekskresi tersebut berfungsi mengeluarkan zat sisa metabolism yang berbeda,kecuali air yang dapat diekskresikan melalui semua alat ekskresi. Berikut ini akan dibahas satu persatu peranan keempat alat ekskresi tersebut.

A.     Ginjal


1.      Struktur Ginjal

Alat pengeluaran (ekskresi) utama pada manusia adalah ginjal. Ginjal atau buah pinggang manusia berbentuk seperti kacang merah, berwarna keunguan, dan berjumlah dua buah. Bobot kedua ginjal orang dewasa antara 120-150gram. Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di belakang perut atau abdomen.








Flowchart: Sequential Access Storage: 3

Di bagian atas (superior) ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal).Ginjal bersifat retroperitoneal. Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan dua belas. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam goncangan. Pada bagian kulit ginjal (korteks) terdapat alat penyaring darah yang disebut nefron. Glomerolus berupa anyaman pembuluh kapiler darah, sedangkan simpai bowman berupa cawan berdinding tebal yang mengelilingi glomerolus.

Saluran panjang yang bergelung (tubulus) dikelilingi oleh pembuluh kalpiler darah. Tubulus yang letaknya dekat badan malpighi disebut tubulus proximal. Tubulus yang letaknya jauh dari badan malpighi disebut tubulus distal. Tubulus proximal dan tubulus distal dihubungkan oleh lengkung Henle atau angsa Henle.

Tempat lengkung Henle bersinggungan dengan arteri aferen disebut aparatus juxtaglomerular, mengandung macula densa dan sel juxtaglomerular. Sel juxtaglomerular adalah tempat terjadinya sintesis dan sekresi renin. Cairan menjadi makin kental di sepanjang tubulus dan saluran untuk membentuk urin, yang kemudian dibawa ke kandung kemih melewati ureter. Lengkung Henle ini berupa pembuluh menyerupai leher angsa yang turun ke arah medula ginjal, kemudian naik lagi menuju koretks ginjal. Bagian akhir dari tubulus ginjal adalah saluran (tubulus) pengumpul yang terletak pada sum-sum ginjal.

Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam lagi disebut medulla. Bagian paling dalam disebut pelvis, pada bagian medulla ginjal manusia dapat pula dilihat adanya piramida yang merupakan bukan saluran pengumpul. Ginjal dibungkus oleh lapisan jaringan ikat longgar yang disebut kapsula. Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen penyaring yang disebut korpuskula (atau badan Malpighi) yang dilanjutkan oleh saluran-saluran (tubulus).
Flowchart: Sequential Access Storage: 4Setiap korpuskula mengandung gulungan kapiler darah yang disebut glomerulus yang berada dalam kapsula Bowman. Setiap glomerulus mendapat aliran darah dari arteri aferen. Dinding kapiler dari glomerulus memiliki pori-pori untuk filtrasi atau penyaringan. Darah dapat disaring melalui dinding epitelium tipis yang berpori dari glomerulus dan kapsula Bowman karena adanya tekanan dari darah yang mendorong plasma darah. Filtrat yang dihasilkan akan masuk ke dalan tubulus ginjal. Darah yang telah tersaring akan meninggalkan ginjal lewat arteri eferen.
Di antara darah dalam glomerolus dan ruangan berisi cairan dalam kapsul Bowman terdapat tiga lapisan:

a. kapiler selapis sel endotelium pada glomerulus

b. lapisan kaya protein sebagai membran dasar.

c. selapis sel epitel melapisi dinding kapsul Bowman (podosit).

Darah manusia melewati ginjal sebanyak 350 kali setiap hari dengan laju 1,2 liter per menit, menghasilkan 125 cc filtrat glomerular per menitnya. Laju penyaringan glomerular ini digunakan untuk tes diagnosa fungsi ginjal.

2. Kerja Ginjal

a. Proses Pembentukan Urin

Ginjal berperan dalam proses pembentukan urin yang terjadi melalui serangkaian proses, yaitu: penyaringan, penyerapan kembali dan augmentasi.


1). Penyaringan (filtrasi)

Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di kapiler glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan dan permeabilitas yang tinggi pada glomerulus mempermudah proses penyaringan. Selain penyaringan, di glomelurus juga terjadi penyerapan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil yang terlarut di dalam plasma darah, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat dan urea dapat melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan. Hasil penyaringan di glomerulus disebut filtrat glomerolus atau urin primer, mengandung asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya.

2). penyerapan kembali (reabsorbsi)

Flowchart: Sequential Access Storage: 5Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserap kembali di tubulus kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal terjadi penambahan zat-zat sisa dan urea. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya urea.




3). augmentasi

Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal. Dari tubulus-tububulus ginjal, urin akan menuju rongga ginjal, selanjutnya menuju kantong kemih melalui saluran ginjal. Urin akan keluar melalui uretra.
3. Kandungan Urin

Urin yang normal mengandung bahan-bahan sebagai berikut. air, urea dan amonia yang merupakan sisa-sisa pembongkaran protein Garam-garam mineral, terutama garam dapur (NaCl) Zat warna empedu yang memberi warna kuning pada urin. Zat-zat yang berlebihan dalam darah seperti vitamin D, vitamin C, obat-obatan dan hormon.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi urin

Urin yang dikeluarkan oleh ginjal sebenarnya sangat dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar dari individu yang bersangkutan. Faktor-faktor tersebut antara lain hormon antidiuretik, hormon insulin, jumlah air yang diminum, dan faktor cuaca.

5. Gangguan pada ginjal

a. batu ginjal
Batu ginjal adalah gangguan yang terjadi dengan gejala penggumpalan batu ginjal karena terjadi stagnasi urine. Biasanya terjadi pada orang yang kurang minum sehingga terjadi penggumpalan serta kristalisasi zat-zat yang seharusnya dibuang dari ginjal ke luar tubuh.









Flowchart: Sequential Access Storage: 6

b. Gagal Ginjal
Gagal ginjal adalah penyakit yang menyebabkan tidak terbentuknya urin / urine (anuria) sehingga apabila sudah akut / parah dapat menyebabkan nefritis, pendarahan dan jantung berhenti bekerja / berfungsi secara tiba-tiba.

c. Nefritis
Nefritis terjadi karena infeksi oleh bakteri streptococcus pada nefron, bakteri ini masuk melalui saluran pernafasan yang dibawa oleh darah ke ginjal. Akibat infeksi ini, protein dan sel-sel darah akan keluar baersama urin. Kadar urea dalam darah menjadi tinggi sehingga penyerapan air terganggu akibatnya air akan tertimbun di kaki (kaki penderita bengkak).

d. Sistis
Sistis adalah gangguan kelainan pada ginjal manusia yang berupa radang pada membran mukosa yang menjadi pelapis kandung kemih.

e. Diabetes insipidus

Diabetes insipidus terjadi karena di dalam tubuh kekurangan hormon antidiuretik (ADH) sehingga volume urin yang dihasilkan dapat mencapai 30 kali dari volume urin normal. Akibatnya penderita menjadi sering buang air kecil.
f. Albuminaria
Penyakit ini disebabkan oleh kegagalan proses penyaringan protein, sehingga urin mengandung protein.

g. Anuria
Anuria merupakan kegagalan ginjal karena kerusakan di glomerolus, sehingga tidak ada urin yang dihasilkan oleh penderita.







B.   Kulit

Kulit merupakan lapisan tipis yang menutupi dan melindungi seluruh permukaan tubuh. Selain berfungsi menutupi permukaan tubuh, kulit juga berfungsi sebagai alat pengeluaran. Zat sisa yang dikeluarkan melalui kulit adalah air dan garam-garaman. Kulit terdiri dari tiga lapisan, yitu lapisan kulit ari (epidermis), lapisan kulit jangat (dermis) dan lapisan jaringan ikat bawah kulit.
1. Kulit ari (epidermis)
Flowchart: Sequential Access Storage: 7Terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan tanduk dan lapisan malpighi. Lapisan tanduk merupakan lapisanya yang terletak paling luar dan terdiri dari sel- sel mati. Lapisan ini dapat mengelupas. Lapisan malpighi terletak dibawah lapisan tanduk dan terdiri dari sel-sel yang hidup. Lapisan malpighi mengandung pigmen melamin yang berfungsi memberi warna pada kulit. Lapisan malpighi berfunsi juag melindungi tubuh dari senagatn matahari.
2. Kulit Jangat (Dermis)
Kulit janggat merupakan lapisan kulit yang terletak dibawah lapisan kulit ari. Di dalam kulit jnggat terdapat kelenjar keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah, ujung-ujung saraf dan kantong rambut. Ujung saraf terdiri atas ujung saraf peraba untuk mengenali rabaan, ujung saraf peras untuk mengenali tekanan dan ujung saraf suhu untuk mengenali suhu.

3. Jaringan Ikat Bawah Kulit
Pada jaringan bawah kulit terdapat cadangan lemak. Lemak berfungsi sebagai cadangan makanan dan suhu tubuh agar tetap hangat.
4. Fungsi Kulit
Fungsi kulit antara lain sebagai berikut:

a. mengeluarkan keringat

b. pelindung tubuh

c. menyimpan kelebihan lemak

d. mengatur suhu tubuh, dan

e. tempat pembuatan vitamin D dari pro vitamin D dengan bantuan sinar matahari yang mengandung ultraviolet


5. Proses Pembentukan Keringat

Flowchart: Sequential Access Storage: 8Bila suhu tubuh kita meningkat atau suhu udara di lingkungan kita tinggi, pembuluh-pembuluh darah di kulit akan melebar. Hal ini mengakibatkan banyak darah yang mengalir ke daerah tersebut. Pangkal kelenjar keringat berhubungan dengan pembuluh darah maka terjadilah penyerapan air, garam dan sedikit urea oleh kelenjar keringat. Kemudian air bersama larutannya keluar melalui pori-pori yang merupakan ujung dari kelenjar keringat. Keringat yang keluar membawa panas tubuh, sehingga sangat penting untuk menjaga agar suhu tubuh tetap normal. Ketika suhu di keliling kita panas maka kulit akan menagtur suhu tubuh denagn banyak mengeluarkan keringat dan urin yang dihasilkan lebih sedikit. Sebaliknya ketika suhu dingin maka tubuh hanya sedikit memprodiksi keringat dan pengeluaran air lebih banyak melalui ginjal (urin).

6. Kelainan Pada Kulit
Kelainan pada kulit yang banyak dialami oleh para remaja adalah jerawat. Ada tiga tipe jerawat, yaitu:


a. Komedo

b. Jerawat biasa

c. Cystic Acne (Jerawat Batu/Jerawat Jagung)

Banyak jenis obat dan perawatan yang ditawarkan untuk menghilangkan jerawat. Namun, sesungguhnya alam sudah menyediakan aneka tanaman yang mampu menghilangkan jerawat. Tanaman-tanaman itu antara lain tomat, jeruk nipis, belimbing wuluh, mentimun, dan temulawak. Adapun beberapa cara untuk mencegah terjadinya kelainan pada kulit. Kulit perlu mendapat perawatan yang tepat agar senantiasa sehat


1) Makan makanan yang mengandung nutrisi

2) Minum air putih minimal 8 gelas setiap hari

3) Berolahraga dengan teratur

4) Mandi untuk membersihkan badan

7. Lapisan Pada Kulit

a. Lapisan epidermis kulit

Tidak mempunyai saluran darah, bergantung kepada bekalan darah daripada dermis. 3 Lapisan sel-sel epidermis yang nyata iaitu:

b. Lapisan germinatif

Lapisan yang paling bawah pada epidermis. Sel-sel lapisan germinatif merupakan sel yang aktif membahagi. Hasil pembahagian sel-sel germanitif ini akan tersesar keluar ke arah permukaan di atas lapisan germinatif. Lapisan yang keluar ini merupakan lapisan granul.
c. Lapisan granul
Lapisan ini berada di atas lapisan germinatif. Sel-sel lapisan germinatif mempunyai banyak granul. Granul ini terdiri daripada keratin, keratin merupakan bahan keras berprotein.

d. Lapisan jernih
Lapisan ini berada di atas lapisan granul. Sel-sel lapisan granul merupakan sel-sel yang sukar diwarnakan. Bentuk sel-sel jernih ini juga, akan semakin pipih apabila menjauhi bekalan darah. Sel-sel ini akan mati apabila bekalan darah tidak diterima atau tidak mencukupi.

Flowchart: Sequential Access Storage: 9e. Lapisan dermis kulit
Lapisan dermis merupakan lapisan yang mempunyai bekalan darah atau kapilari darah. Lapisan ini juga menempatkan reseptor-reseptor tertentu. Terdapat juga otot-otot dan kelenjar tertentu berfungsi untuk kawalaturan homeostasis. Pada dermis juga, terdapat akar rambut.
8. Reseptor
Reseptor yang terdapat dalam dermis ialah:

a reseptor sentuhan

b reseptor Suhu atau termoreseptor

c reseptor tekanan




9. Kelenjar yang terdapat dalam dermis

a. kelenjar peluh

b. kelenjar sebum

10. Fungsi kulit
a)      Perlindungan                           e) Sistensis vitamin
b)      Mencegah dehidrasi                f) menghasilkan bau dan penyamaran
c)      Rangsangan luar
d)     Menyimpan lemak

C.   Hati (Hepar)
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia, terletak di dalam rongga perut sebelah kanan, dibawah diafragma. Pada orang dewasa berat hati mencapai 2 kg. Hati merupakan tempat untuk mengubah berbagai zat, termasuk racun. Seperti hati menerima kelebihan asam amino yang akan diubah menjadi urea yang bersifat racun. Hati menjdai tempat perombakan sel darah merah yang rusak menjadi empedu. Empedu yang dihasilkan akan disimpan dalam kantong empedu (bilirubin).

1. Fungsi Hati

Adapun fungsi hati bagi tubuh sebagai berikut.

ü  Sebagai tempat untuk menyimpan gula dalam bentuk glikogen
ü  Menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh dan membunuh bibit penyakit
ü  Mengatur kadar gula dalam darah
ü  Sebagai tempat pengubahan provitamin A menjadi vitamin A
ü  Menghasilkan empedu yang berguna untuk mengemulsikan lemak
ü  Flowchart: Sequential Access Storage: 10Menguraikan molekul hemoglobin tua
ü  Menyingkirkan hormon-hormon berlebihan
ü  Membentuk protein tertentu dan merombaknya.

2.      Cara kerja Hati dalam Ekskresi

-       Dalam Proses Ekskresi
 Hemoglobin dipecah menjadi zat besi, globin, dan hemin.
zat besi, diambil & disimpan dlm hati, yg nantinya dikembalikan k sumsum tlg blkg
globulin, digunaan lg utk metabolisme protein, membentk hemoglobin baru
hemin, diubah menjadi bilirubin & biliverdin. dikeluarkan ke usus 12jari n di oksidasi mnjd urobilin, yg mnjd pewarna coklat pd feses.

-       Pengikatan Racun
arginin asam amino arginin -> as. amino ortinin + urea
asam amono ortinin mengikat NH3 n CO2 yg bersifat racun bagi tubuh
asam amino ortinin diubah mnjd as. amino sitrulin.
asam amino sitrulin + NH3 -> as. amino
(ulang lagi prosesnya)
shg akn trus dihasilkan urea, yg dibuang ke ginjal, utk dikeluarkan besama urin.
racun -> urea -> dikeluarkan dari tubuh.






3.      Referensi Hati

Ø  Hati terletak dalam rongga perut sebelah kanan,
Ø  Tepatnya letak hati di bawah diafragma ( sekat rongga dada)
Ø  Hati merupakan kelenjar terbesar pada manusia, warnanya merah tua, dan massanya lebih  kurang 2 kg.
Ø  Hati terbagi dalam dua belahan utama, yaitu belahan kanan dan kiri.
Ø  Hati berperan sebagai alat ekskresi sekaligus alat sekresi, karena hati menghasilkan cairan empedu yang berguna dalam proses pencernaan lemak.
Ø  Berdasarkan fungsinya sebagai alat ekskresi. hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari hasil pembongkaran protein membentuk asam amino dan sekaligus pembongkaran asam amino tersebut .
Ø  Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut proses detoksifikasi.
Ø  Sebagai kelenjar hati menghasilkan empedu mencapai ½ liter setiap hari.
Ø  Empedu berasal dari hemoglobin sel darah merah yang telah tua ( setelah 120 hari).
Ø  Empedu merupakan cairan kehijauan dan terasa pahit.
Ø  Zat ini disimpan di dalam kantong empedu .
Ø  Empedu mengandung kolesterol dan garam empedu , pigmen bilirubin, dan biliverdin.
Ø  Empedu yang disekresikan berfungsi untuk megemulsikan lemak, mengaktifkan lipase,
Ø  Empedu juga membantu daya absorpsi lemak di usus, dan mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang larut dalam air.

4.      Proses Pembentukan Empedu

a)      Sel-sel darah merah dirombak di dalam hati.

b)      Hemoglobin yang terkandung di dalamnya dipecah menjadi zat besi, globin, dan heme/hemin


Flowchart: Sequential Access Storage: 11
 
c)      Zat besi dan globin didaur ulang dikirim ke sumsum merah tulang belakang menjadi darah baru , sedangkan heme dirombak menjadi bilirubin dan biliverdin yang bewarna hijau kebiruan dikirim ke empedu

d)     Di dalam usus zat empedu ini mengalami oksidasi menjadi urobilin berwarna kuning sehingga warna feses dan urin kekuningan.

e)      Apabila saluran empedu di hati tersumbat, empedu masuk ke peredaran darah sehingga kulit penderita menjadi kekuningan.
f)       Orang yang demikian dikatakan menderita penyakit kuning atau dikenal dengan hepatitis .
g)      Hati juga menghasilkan enzim Arginase yang dapat mengubah arginin menjadi ornintin dan urea. Ornintin yang terbentuk dapat mengikat NH³ dan CO² yang bersifat racun.

h)      Fungsi lain dari hati adalah mengubah zat buangan dan bahan racun untuk dikeluarkan dalam empedu dan urine , serta mengubah Glukosa yang diambil dari darah menjadi glikogen yang disimpan di sel-sel hati.Glikogen kan dirombak kembali menjadi glukosa oleh enzim amilase dan dilepaskan ke darah sebagai respons meningkatnya kebutuhan energi oleh tubuh






D.   Paru-Paru (Lungs)

Paru-paru adalah organ pada sistem pernapasan (respirasi) dan berhubungan dengan sistem peredaran darah (sirkulasi) vertebrata yang bernapas dengan udara. Fungsinya adalah menukar oksigen dari udara dengan karbon dioksida dari darah. Prosesnya disebut "pernapasan eksternal" atau bernapas. Paru-paru juga mempunyai fungsi nonrespirasi. Istilah kedokteran yang berhubungan dengan paru-paru sering mulai di pulmo-, dari kata Latin pulmones untuk paru-paru. Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung (gelembung hawa, alveoli). Gelembung alveoli ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel. Jika dibentangkan luas permukaannya ± 90m2. Banyaknya gelembung paru-paru ini kurang lebih 700juta buah.

1.      Pembagian Paru – Paru


Flowchart: Sequential Access Storage: 12
 
Paru-paru kanan terdiri dari tiga lobus, lobus pulmodekstra superior, lobus media, dan lobus inferior. Paru-paru kiri, terdiri dari dua lobus, pulmo sinistra lobus superior dan lobus inferior. Tiap-tiap lobus terdiri dari belahan yang lebih kecil bernama segmen. Paru-paru kiri mempunyai sepuluh segmen, yaitu lima buah segmen pada lobus superior, dan lima buah segmen pada inferior. Paru-paru kanan mempunyai sepuluh segmen, yaitu lima buah segmen pada lobus superior, dua buah segmen pada lobus medial, dan tiga buah segmen pada lobus inferior. Tiap-tiap segmen ini masih terbagi lagi menjadi belahan-belahan yang bernama lobulus. 



Diantara lobulus satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang berisi pembuluh darah getah bening dan saraf, dalam tiap-tiap lobulus terdapat sebuah bronkeolus. Di dalam lobulus, bronkeolus ini bercabang-cabang yang disebut duktus alveolus. Tiap-tiap duktus alveolus berakhir pada alveolus yang diameternya antara 0,2 – 0,3 mm.

2.      Letak Paru-Paru
Terletak di rongga dada datarannya menghadap ke tengah rongga dada/kavum mediastinum. Pada bagian tengah terdapat bagian tampuk paru-paru yang disebut hilus. Pada mediastinum depan terdapat jantung. Paru-paru dibungkus oleh selaput yang bernama pleura. Pleura dibagi menjadi dua:
a.     Pleura visceral (selaput dada pembungkus), yaitu selaput paru yang  langsung membungkus paru.
b.     Pleura parietal, yaitu selaput yang melapisi rongga dada luar.

Antara kedua pleura ini terdapat ronggga (kavum) yang disebut kavum pleura. Pada keadaan normal, kavum pleura ini hampa udara, sehingga paru-paru dapat berkembang kempis dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang berguna untuk meminyaki permukaan pleura, menghindari gesekan antara paru-paru dan dinding dada sewaktu ada gerakan bernafas.

3.      Fungsi paru-paru

Flowchart: Sequential Access Storage: 13Fungsi utama paru-paru adalah sebagai alat pernapasan. Akan tetapi, karena mengekskresikan zat Sisa metabolisme maka paru- paru juga berfungsi dalam sistem ekskresi. Karbon dioksida dan air hasil metabolisme di jaringan diangkut oleh darah lewat vena untuk dibawa ke jantung, dan dari jantung akan dipompakan ke paru-paru untuk berdifusi di alveolus. Selanjutnya, H2O dan CO2 dapat berdifusi atau dapat dieksresikan di alveolus paru-paru karena pada alveolus bermuara banyak kapiler yang mempunyai selaput tipis.

4.      Cara Kerja Paru-Paru

Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai organ-organ pernafasan :
Ø  Hidung
Merupakan saluran pernafasan paling awal dan terletak paling atas. Terdapat 2 rongga pada hidung manusia yang dipisahkan oleh otot yang berfungsi sebagai sekat.
Ø  Laring
Tersusun atas tulang rawan dan terdapat selaput suara yang akan bergetar saat kita mengeluarkan suara.
Ø  Trakea
Memiliki saluran bercabang dua yang disebut bronkus dan berhubungan langsung dengan paru – paru. Dilapisi oleh selaput lendir dan sel-sel yang bersilia yang berfungs untuk menahan debu masuk bersama udara supaya tidak terus masuk ke paru-paru.
Ø  Bronkus
Menghubungkan trakea dengan paru-paru.
Paru-paru kanan dan kiri masing-masing memiliki satu bronkus. Bronkus memiliki cabang yang disebut bronkiolus dan terdapat di dalam paru-paru.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai cara kerja Paru-paru Manusia:
ü  Jika Oksigen sudah sampai pada bronkus, maka oksigen siap untuk masuk ke dalam saluran paru-paru.
ü  Oksigen akan berdifusi lewat pembuluh darah berupa kapiler-kapiler arteri dengan cara difusi. Kapiler-kapiler ini terdapat pada alveolus yang merupakan cabang dari Bronkiolus. Pada alveolus ini akan terjadi pertukaran gas oksigen dengan karbondioksida.
ü  Oksigen diikat oleh hemoglobindalam sel-sel darah merah (eritrosit), lalu diedarkan ke seluruh sel-sel tubuh yang nantinya akan digunakan oleh mitokondoria alam respirasi tingkat seluler untuk menghasilkan energi berupa ATP (Adenosin Tripospat).
ü  Karbondioksida akan dibawa oleh kapiler vena untuk dibawa ke alveolus dan akan dikeluarkan di alveolus melalui proses respirasi.




Flowchart: Sequential Access Storage: 14
 
5.      Kelainan Pada Paru-Paru

  • Pengertian Paru-paru ManusiaAsma - Asma adalah keadaan saluran napas yang mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan; penyempitan ini bersifat sementara.
  • Batuk
  • Bronkitis - Bronkitis, atau yang dalam istilah medisnya disebut sebagai bronchitis adalah suatu peradangan pada bronkus, yaitu saluran udara ke paru-paru. Biasanya bronkitis bersifat ringan dan seiring berjalannya waktu bisa sembuh dengan sendirinya. Tetapi pada penderita berusia lanjut dan yang memiliki penyakit menahun seperti jantung atau paru-paru, bronkitis bisa menjadi penyakit yang serius.
  • Pneumonia - Radang paru-paru (bahasa Inggris: pneumonia) adalah sebuah penyakit pada paru-paru di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer meradang dan terisi oleh cairan. Radang paru-paru dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, termasuk infeksi oleh bakteria, virus, jamur, atau pasilan (parasite). Radang paru-paru dapat juga disebabkan oleh kepedihan zat-zat kimia atau cedera jasmani pada paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau berlebihan minum alkohol.















Flowchart: Sequential Access Storage: 15
 
II.                SISTEM EKSKRESI PADA HEWAN

Sistem ekskresi pada setiap hewan tidaklah sama. Sebab, setiap
hewan memiliki organ ekskresi dan tingkat kehidupan yang berbeda.
Bahasan berikut akan mengulas sistem ekskresi pada beberapa hewan,
baik invertebrata maupun vertebrata.

1. Sistem Ekskresi pada Cacing Pipih

Cacing pipih (Filum Platyhelminthes) mempunyai alat ekskresi
yang sangat sederhana. Misalnya saja Planaria. Planaria mempunyai
alat ekskresi berupa sel api yang terdapat pada bagian kanan dan kiri
tubuhnya. Setiap sel api yang berada pada tubuh makhluk ini memiliki
rambut getar (silia). Saluran yang berperan dalam proses ekskresi
Planaria dinamakan protonefridium. Pergerakan rambut getar akan menarik air dan zat terlarut ke dalam sel api untuk disaring. Getaran silia akan mendorong sisa metabolisme
keluar tubuh melalui suatu lubang pengeluaran yang disebut
nefridiopori.












2. Sistem Ekskresi Cacing Tanah

Sesama hewan invertebrata, ternyata cacing pipih dan cacing
tanah (Filum Annelida) memiliki alat ekskresi yang berbeda. Cacing
tanah memiliki alat ekskresi khusus yang terdapat pada setiap segmen
tubuhnya. Alat ekskresi ini dinamakan nefridium (jamak: nefridia).
Pada setiap segmen tubuh cacing tanah terdapat sepasang nefridium.
Hanya tiga segmen pertama dan segmen terakhir saja yang tidak terdapat



alat ekskresi ini.
Nefridium dilengkapi corong bersilia dan terbuka yang terletak
pada sekat pemisah antarsegmen tubuh. Alat ini disebut nefrostom.
Nefrostom berfungsi sebagai penarik cairan tubuh dari satu segmen ke
Flowchart: Sequential Access Storage: 16segmen lainnya. Sementara, sisa metabolisme akan dikeluarkan melalui
sebuah lubang yang disebut nefridiopori. Saat silia pada nefrostom bergetar, cairan tubuh dari segmen di
sebelahnya akan mengalir ke dalam nefridium. Pada nefridum ini, zat
berguna seperti glukosa dan ion-ion diserap oleh darah untuk dialirkan
melalui pembuluh kapiler. Sedangkan zat sisa seperti air, senyawa nitrogen,
dan garam yang tidak berguna oleh tubuh dikeluarkan melalui
nefridiopori.

3. Sistem Ekskresi pada Serangga

Serangga memiliki tingkatan hidup yang
lebih tinggi daripada cacing pipih dan cacing
tanah. Oleh karena itu, alat ekskresinya pun lebih
sempurna. Alat ekskresi serangga dan Artropoda
lainnya adalah tubula atau pembuluh Malpighi.
Pembuluh Malpighi merupakan pelipatan saluran
pencernaan yang berada pada homosol dan ujungnya
tergenang dalam darah (hemolimfa). Tepatnya terletak di antara perut tengah dan usus. Pembuluh Malpighi ini akan menyekresikan zat sisa berupa urea, limbah nitrogen, dan garam secara
osmosis dari hemolimfa menuju lumen (rongga pembuluh). Sebagian besar zat-zat yang berguna diserap kembali (reabsorpsi) melewati jaringan epitelium pada rektum dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh hemolimfa. Sebaliknya, limbah bernitrogen mengendap menjadi asam urat yang dikeluarkan bersama feses lewat anus.

4. Sistem Ekskresi pada Ikan

Berbeda dengan invertebrata, seluruh vertebrata mempunyai
ginjal sebagai alat ekskresi. Misalnya saja ikan. Pada ikan
terdapat ginjal berjumlah sepasang dan berwarna kemerahmerahan.
Beberapa jenis ikan memiliki suatu saluran
yang merupakan gabungan saluran ginjal dan saluran
kelamin. Saluran ini dinamakan saluran urogenital.
Letak saluran urogenital berdekatan dengan anus.
Namun, ada beberapa jenis ikan lainnya yang memiliki
kloaka.




Flowchart: Sequential Access Storage: 17
 
Sisa metabolisme seperti karbondioksida dan
urine akan dikeluarkan melalui alat ekskresi ikan.
Kita tahu bahwa ikan ada yang bernapas lewat paru-paru dan
insang. Jenis ikan yang demikian mengeluarkan urinenya lewat
kloaka. Sementara, karbon dioksida dikeluarkan melalui
insangnya. Sementara ikan yang bernapas dengan paru-paru,
karbondioksida dikeluarkan lewat paru-paru.
Ikan air tawar dan ikan air laut juga memiliki mekanisme ekskresi
yang berbeda. Kandungan amonia pada urine dikeluarkan oleh ikan air
tawar dalam jumlah banyak, sementara oksigen yang diperlukan sangat
besar. Di pihak lain, ikan air laut berperilaku sebaliknya. Kandungan
amonia dalam urine ikan air laut dikeluarkan dengan jumlah sedikit,
sedangkan oksigen yang dibutuhkan dalam proses respirasi sangat sedikit.


a.       Ikan air laut
\
b.      ikan air tawar


Flowchart: Sequential Access Storage: 18

 

GLOSARIUM


Absorpsi = proses pengambilan suatu substansi (absorbat) dan
menjadi bagian substansi (absorben) lain.

Augmentasi = proses penambahan zat-zat dan urea di tubulus distal,
disebut juga sebagai sekresi pada ginjal.

Duktus ekskretorius = saluran pengeluaran.

Ekskresi = pembuangan limbah yang dihasilkan metabolisme sel
melalui saluran khusus.

Filtrasi = proses penyaringan darah antara glomerolus dan
badan malphigi.

Glomerulus = jaringan kapiler darah di dalam kapsul Bowman.

Homeostasis = pemeliharaan keseimbangan antara keadaan dalam
tubuh dengan lingkungan luar, dengan regulasi proses
dari dalam tubuhnya.

Kapsul Bowman = ujung anterior tubulus ginjal yang membesar,
bentuknya seperti mangkok.

Korteks = lapisan luar organ tubuh, contohnya kulit ginjal.

Medula = bagian tengah suatu organ, misalnya sumsum ginjal.

Nefron = satuan struktural dan fungsional dari ginjal, terdiri atas
badan Malpighi dan saluran yang panjang.

Osmoregulasi = pemeliharaan tekanan osmotik cairan tubuh dengan
mengatur jumlah air dan garam.



Flowchart: Sequential Access Storage: 19

 

DAFTAR PUSTAKA


Flowchart: Sequential Access Storage: 20Saktyono.2007.biologi dan lingkungannya.jakarta : GRAMEDIA

Lisa, Nur dan Durin Simajuntak.2004.biologi untuk kelas XI.bandung : GRAMEDIA

Syamsuri, Istamar Dkk.2006.biologi untuk kelas x.jakarta : Erlangga

Ediar, Syamsul.2005.biologi dan dunia hijau.jakarta.Ganeca



VIA WAPSITE :
1.      id.wikipedia.org/wiki/Ekskresi
2.      id.wikipedia.org/wiki/Sistem_ekskresi
3.      hedisasrawan.blogspot.com/.../sistem-ekskresi-pada-manusia-rangkuman
4.      www.slideshare.net/novi_hudi/soal-ekskresi
5.      www.slideshare.net/gianaronangelo/sistem-ekskresi-pada-hati
6.      alvyanto.blogspot.com › anatomifisiologi manusia
7.      www.youtube.com/watch?v=r4KOplBqKC4
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan Komentar Anda